Diwartakan Associated Press pada Selasa (7/8/2012), mumi-mumi tersebut dikubur antara 1731 dan 1838 di sebuah ruang bawah tanah gereja Dominika, di utara Hungaria.
Proses mumifikasi terjadi secara alami melalui iklim mikro di ruang bawah tanah, termasuk suhu yang rendah, lembab serta tekanan udara yang konstan.
Serpihan kayu yang diletakkan di bawah jasad dalam peti mati menyerap cairan. Sehingga jasad-jasad tersebut tidak membusuk, namun pelan-pelan mengering.
Sekitar 89 persen dari mumi-mumi itu, dari bayi yang baru lahir sampai usia 65 tahun, memiliki tanda pernah terinfeksi TBC dan sekitar 35 persen mengidap penyakit ini saat kematiannya.
Sistem kekebalan tubuh mereka tampaknya cenderung lebih baik. Jika bisa menemukan beberapa bagian gen dan menemukan mengapa mereka lebih tahan TBC ketimbang kita, selanjutnya hal itu akan menjadi sumbangan terbesar pada sains pengobatan modern.
Riset tentang mumi ini bisa mengarah pada pengembangan obat TBC baru atau penemuan perubahan genetik yang mempengaruhi reaksi kita terhadap penyakit.
Sekadar informasi, penyakit TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini salah satu penyakit paling tua yang telah dikenal manusia.
[hh]
0 Response to "Pencegahan Penyakit TBC Dapat Dipelajari dari Mumi"
Post a Comment