"Yang kita lihat ibarat tempat berlangsungnya tindak kejahatan," ujar Cameron. "Setelah kita memahaminya, kita jadi ingin tahu: bagaimana bisa sampai begitu? Mengapa pisau berada di sini, sedangkan pistol tergeletak di sana?"
Mungkin, tak terelakkan lagi, seminar meja bundar itu menjadi diskusi yang sangat teknis—membicarakan rasio gaya luncur, tenaga yang luar biasa, kajian kekeruhan. Pendengar yang tidak memahami masalah teknis pastilah menarik kesimpulan: detik-detik terakhir Titanic sungguh mengerikan. Banyak cerita mengisahkan kapal itu "meluncur memasuki ombak lautan," seakan-akan masuk ke peraduannya dengan tenang, padahal penggambaran ini sama sekali tidak tepat. Berdasarkan analisis cermat selama bertahun-tahun terhadap reruntuhan itu, dan menggunakan model supercanggih tentang membanjirnya air laut memasuki kapal, serta simulasi "finite element" yang digunakan dalam industri perkapalan modern, para pakar menggambarkan hentakan maut mengerikan yang dialami Titanic.
Kapal itu menghantam gunung es dengan bagian sampingnya pada pukul 23.40, menyebabkan lambung kanannya sobek sepanjang 90 meter, dan ini menguakkan enam kompartemen kedap-air sehingga dibanjiri air laut. Sejak saat itulah kapal dipastikan akan tenggelam. Namun, kematian tampaknya datang lebih cepat ketika awak kapal membuka pintu jalan masuk ke kapal di samping kiri. Karena kapal mulai miring ke kiri, pintu yang berat itu tidak dapat ditutup lagi dengan melawan gravitasi, dan menjelang pukul 1:50, haluan kapal sudah begitu rendah sehingga air laut membanjir masuk lewat pintu tersebut.
Pada pukul 2.18, ketika sekoci penyelamat terakhir sudah dilepaskan 13 menit sebelumnya, haluan itu sudah dipenuhi air dan buritan sudah menjulang tinggi, memperlihatkan baling-baling dan menciptakan tekanan berat pada bagian tengah kapal. Kemudian, Titanic pecah menjadi dua.
Cameron berdiri dan memperagakan kejadian tersebut. Dia menyambar sebuah pisang, lalu menekuknya dengan tangan: "Perhatikan, pisang ini meliuk dan menonjol di tengah sebelum pecah." Kulit pisang di bagian bawah, yang diibaratkan bagian bawah lambung yang terdiri atas dua lapisan lempengan yang kuat, adalah bagian terakhir yang pecah.
0 Response to "Misteri Titanic (Bagian 5)"
Post a Comment